Pikiran Adalah Cermin Kehidupan

Rabu, 22 Mei 2013

Tugas Biologi



ANATOMI DAN MORFOLOGI IKAN
1.      Ikan Nila
Ikan nilai (Oreochromis niloticus) adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika, tepatnya Afrika bagian Timur pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia (Sandoyo, 1996).
Ternyata ikan nilai mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan, karena ikan nila ini mudah berkembang biak, anaknya banyak, pertumbuhannya cepat, tahan penyakit, sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan dan rentang terhadap salinitas yang lebar, sehingga ikan nila ini mudah dibudidayakan di air tawar, payau maupun di laut (Kamajaya, 1996).
Ikan nilai mempunyai tubuh yang berukuran sedang, sirip yang dorsal (punggung) dengan duri yang tajam, siri dubur (anal). Tubul berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang makin mengabur pada ikan dewasa (Suyanto, 1994).
Ø Klasifikasi
Klasifikasi ikan nila (Linnacus, 1758)
Kerajaan : Animalia
Filum      : Chordata                      
Kelas      : Actimopterygii
Ordo       : Perciformes
Famili      : Cichlidae
Genus     : Oreochromis
Spesies   : Oreochromis niloticus
Nama binomial Oreochromis niloticus
v  Morfologi
Morfologi pada ikan nilai yaitu berukuran sedang, dengan panjang total moncong hingga ujung ekor mencapai sekitar 30 cm dan memiliki sirip di bagian punggung, perut, dada dan di bagian anusnya. Ikan nilai mempunyai cauda (ekor) berbentuk imarginet dan mempunyai sirik berbentuk cosmoid (Winatasasmita, 1986).
Morfologi ikan nila seperti ikan mujaer. Ikan nilai mempunyai sisik berjenis cosmoid. Ikan nila yang berukuran sedang bisa mencapai 25 cm dari mulut sampai ujung ekor. Ekornya mempunyai bentuk (imarginet) dan mempunyai insang sebagai alat pernafasan (Suyanto, 1994).
Ikan nila merupakan ikan yang menjadi incaran utama bagi para pemancing khususnya pemancing ikan air tawar. Walaupun ikan nilai tidak mempunyai daging, kulit yang terlalu tebal, ikan yang memiliki sirip di bagian ekor, dada, perut dan punggung ini mudah untuk dipancing dan merupakan ikan yang terasa gurih (Sandoyo, 1996)


v  Anatomi
Anatomi pada ikan nilai yaitu tubuhnya berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita gelap melintang (belang) yang semakin mengabur saat ikan nila dewasa. Ekornya bergaris-garis tegak. Tenggorokan, sirip, dada, sirip perut, sirip ekor, dan sirip punggung (dorsal) memiliki duri yang tajam yang diikuti oleh jari-jari lunak atau bersekat umumnya bercabang. Sirip (dubur) memiliki duri tajam dengan jumlah tiga sirip dan perut yang berpasangan (Volk dan Wheeler, 1984).
Ada 10 sistem anatomi ikan nila (Suyanto, 1994)
  1. Sistem penutup tubuh (kulit)
  2. Sistem otot (urat daging)
  3. Sistem rangka (tulang)
  4. Sistem pernafasan (respirasi)
  5. Sistem peredaran darah (sirkulasi)
  6. Sistem pencernaan (metabolisme)
  7. Sistem saraf
  8. Sistem hormon
  9. Sistem ekskresi dan osmoregulasi
  10. Sistem reproduksi dan embriologi
Ikan nilai merupakan ikan yang bentuk tubuhnya dipres atau memipih berwarna gelap atau keabuan. Ekor ikan nila mempunyai bentuk imarginet, mempunyai sirip dibagian ekor, dada, perut, dan punggung. Ikan nilai tergolong ikan yang agresif sehingga tidak dianjurkan dibudidaya bersama jenis ikan yang lain (Kamajaya, 1996).



1.      Ikan Mas (Cyprinus carpio, L)
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam golongan Teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan menggunakan sirip dan bernafas dengan insang.
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan memanjang dan agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang kumis (barbels) yang kadang-kadang satu pasang diantaranya rudimenter, ukuran dan warna badan sangat beragam.
Tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (proktaktil), bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja tubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar dan digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga dilengkapi dengan sirip. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang ditemukan di perairan payau atau muara sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan yang dapat memangs berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang terdapat di dasar dan tepi perairan.
Siklus hidup ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonadovarium pada ikan betina yang menghasilkan telur dan testis pada ikan jantan yang menghasilkan sperma). Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun, seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat, berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrioakan tumbuh di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3 hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4 hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva berubah menjadi kebul (larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar