ANATOMI DAN MORFOLOGI
IKAN
1.
Ikan
Nila
Ikan nilai (Oreochromis niloticus)
adalah sejenis ikan konsumsi air tawar. Ikan ini diintroduksi dari Afrika,
tepatnya Afrika bagian Timur pada tahun 1969, dan kini menjadi ikan peliharaan
yang populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia (Sandoyo, 1996).
Ternyata ikan nilai mempunyai potensi yang besar untuk
dikembangkan, karena ikan nila ini mudah berkembang biak, anaknya banyak,
pertumbuhannya cepat, tahan penyakit, sangat mudah beradaptasi dengan
lingkungan dan rentang terhadap salinitas yang lebar, sehingga ikan nila ini
mudah dibudidayakan di air tawar, payau maupun di laut (Kamajaya, 1996).
Ikan nilai mempunyai tubuh yang berukuran sedang,
sirip yang dorsal (punggung) dengan duri yang tajam, siri dubur (anal). Tubul
berwarna kehitaman atau keabuan dengan beberapa pita gelap melintang (belang)
yang makin mengabur pada ikan dewasa (Suyanto, 1994).
Ø Klasifikasi
Klasifikasi ikan nila (Linnacus, 1758)
Kerajaan : Animalia
Filum :
Chordata
Kelas : Actimopterygii
Ordo : Perciformes
Famili :
Cichlidae
Genus :
Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Nama binomial Oreochromis niloticus
v
Morfologi
Morfologi
pada ikan nilai yaitu berukuran sedang, dengan panjang total moncong hingga
ujung ekor mencapai sekitar 30 cm dan memiliki sirip di bagian punggung, perut,
dada dan di bagian anusnya. Ikan nilai mempunyai cauda (ekor) berbentuk
imarginet dan mempunyai sirik berbentuk cosmoid (Winatasasmita, 1986).
Morfologi ikan nila seperti ikan mujaer. Ikan nilai
mempunyai sisik berjenis cosmoid. Ikan nila yang berukuran sedang bisa mencapai
25 cm dari mulut sampai ujung ekor. Ekornya mempunyai bentuk (imarginet) dan
mempunyai insang sebagai alat pernafasan (Suyanto, 1994).
Ikan nila merupakan ikan yang menjadi incaran utama
bagi para pemancing khususnya pemancing ikan air tawar. Walaupun ikan nilai
tidak mempunyai daging, kulit yang terlalu tebal, ikan yang memiliki sirip di
bagian ekor, dada, perut dan punggung ini mudah untuk dipancing dan merupakan
ikan yang terasa gurih (Sandoyo, 1996)
v
Anatomi
Anatomi pada
ikan nilai yaitu tubuhnya berwarna kehitaman atau keabuan, dengan beberapa pita
gelap melintang (belang) yang semakin mengabur saat ikan nila dewasa. Ekornya
bergaris-garis tegak. Tenggorokan, sirip, dada, sirip perut, sirip ekor, dan
sirip punggung (dorsal) memiliki duri yang tajam yang diikuti oleh jari-jari
lunak atau bersekat umumnya bercabang. Sirip (dubur) memiliki duri tajam dengan
jumlah tiga sirip dan perut yang berpasangan (Volk dan Wheeler, 1984).
Ada 10 sistem anatomi ikan nila (Suyanto, 1994)
- Sistem penutup tubuh (kulit)
- Sistem otot (urat daging)
- Sistem rangka (tulang)
- Sistem pernafasan (respirasi)
- Sistem peredaran darah (sirkulasi)
- Sistem pencernaan (metabolisme)
- Sistem saraf
- Sistem hormon
- Sistem ekskresi dan osmoregulasi
- Sistem reproduksi dan embriologi
Ikan nilai merupakan ikan yang bentuk tubuhnya dipres
atau memipih berwarna gelap atau keabuan. Ekor ikan nila mempunyai bentuk
imarginet, mempunyai sirip dibagian ekor, dada, perut, dan punggung. Ikan nilai
tergolong ikan yang agresif sehingga tidak dianjurkan dibudidaya bersama jenis
ikan yang lain (Kamajaya, 1996).
1.
Ikan Mas (Cyprinus carpio, L)
Ikan mas (Cyprinus carpio, L.)
merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang termasuk dalam golongan
Teleostei. Tubuhnya terbungkus oleh kulit yang bersisik, berenang dengan
menggunakan sirip dan bernafas dengan insang.
Ikan Mas mempunyai ciri-ciri badan
memanjang dan agak pipih, lipatan mulut dengan bibir yang halus, dua pasang
kumis (barbels) yang kadang-kadang satu pasang diantaranya rudimenter, ukuran
dan warna badan sangat beragam.
Tubuh ikan mas agak memanjang dan
memipih tegak. Mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan
(proktaktil), bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut. Secara umum,
hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik. Hanya sebagian kecil saja
tubuhnya yang tidak tertutup oleh sisik. Sisik ikan mas berukuran relatif besar
dan digolongkan dalam sisik tipe sikloid. Selain itu, tubuh ikan mas juga
dilengkapi dengan sirip. Ikan mas menyukai tempat hidup (habitat) di perairan
tawar yang airnya tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras,
seperti di pinggiran sungai atau danau. Ikan mas dapat hidup baik di daerah
dengan ketinggian 150--600 meter di atas permukaan air laut (dpl) dan
pada suhu 25-30° C. Meskipun tergolong ikan air tawar, ikan mas kadang-kadang
ditemukan di perairan payau atau muara
sungai yang bersalinitas (kadar garam) 25-30%.
Ikan mas tergolong jenis omnivora, yakni ikan
yang dapat memangs berbagai jenis makanan, baik yang berasal dari tumbuhan
maupun binatang renik. Namun, makanan utamanya adalah tumbuhan dan binatang yang
terdapat di dasar dan tepi perairan.
Siklus hidup
ikan mas dimulai dari perkembangan di dalam gonadovarium pada ikan betina yang
menghasilkan telur dan testis pada ikan
jantan yang menghasilkan sperma).
Sebenarnya pemijahan ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak
tergantung pada musim. Namun, di habitat aslinya, ikan mas Bering memijah pada
awal musim hujan, karena adanya rangsangan dari aroma tanah kering yang
tergenang air. Secara alami, pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir
fajar. Menjelang memijah, induk-induk ikan mas aktif mencari tempat yang rimbun,
seperti tanaman air atau rerumputan yang menutupi permukaan air. Substrat
inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat menempel telur sekaligus
membantu perangsangan ketika terjadi pemijahan.
Sifat telur
ikan mas adalah menempel pada substrat. Telur ikan mas berbentuk bulat,
berwarna bening, berdiameter 1,5-1,8 mm, dan berbobot 0,17-0,20 mg. Ukuran
telur bervariasi, tergantung dari umur dan ukuran atau bobot induk. Embrioakan tumbuh
di dalam telur yang telah dibuahi oleh spermatozoa.
Antara 2-3
hari kemudian, telur-telur akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ikan mas
mempunyai kantong kuning telur yang berukuran relatif besar sebagai cadangan
makanan bagi larva. Kantong kuning telur tersebut akan habis dalam waktu 2-4
hari. Larva ikan mas bersifat menempel dan bergerak vertikal. Ukuran larva
antara 0,50,6 mm dan bobotnya antara 18-20 mg.
Larva
berubah menjadi kebul (larva
stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari. Pada stadia kebul ini, ikan mas memerlukan
pasokan makanan dari luar untuk menunjang kehidupannya. Pakan alami kebul
terutama berasal dari zooplankton, seperti rotifera, moina, dan daphnia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar